Pengertian Puisi Lama Karmina
Puisi Karmina atau biasa dikenal juga dengan sebutan pantun kilat merupakan
pantun yang terdiri dari 2 baris, dimana baris pertama merupakan sampiran dan
baris kedua adalah isi dari pantun itu sendiri. Karmina memiliki pola sajak
lurus (a-a) dan biasanya digunakan untuk menyampaikan sebuah sindiran
atau ungkapan secara langsung.
Karmina bisa disebut juga sebagai perumpamaan yang tidak langsung atau tidak vulgar. Banyak orang yang biasanya menegur dengan pantun ini (tapi kebanyakan orang tidak mengetahui bahwa sindiran atau perumpamaan yang mereka gunakan adalah jenis pantun Karmina) karena tentunya lebih sopan menegur seseorang dengan "Karmina".
Pantun Karmina sendiri merupakan salah
satu karya sastra klasik yang bermula sejak abad ke-16 Masehi. Walaupun
termasuk dalam golongan atau jenis sastra klasik akan tetapi gaya bahasa yang
digunakan pantun ini bisa menyesuaikan dengan zaman.
Contoh Karmina
Dahulu
ketan sekarang ketupat
Dahulu
preman sekarang ustadz
Pergi
ke rawa ke muara pula
Sudah
tak juara tak sholat pula
Buah
nangka bentuknya bulat
Sudah
tua bangka belum
ingat akhirat
Kelapa
diparut enak rasanya
Biar
perutnya gendut baik hatinya
Ikan
lele beli di pasar
Persoalan
sepele jangan diumbar
Parfum
dicium harum baunya
Baca
Al-Quran paham maknanya
Tiada
umat sepandai Nabi
Turutlah
ilmu sebelum mati
Siapkanlah
bekal menjelang wafat
Dengan
sebarkan ilmu yang bermanfaat
Kiri
kanan berbatang sepat
Perut
kenyang ajaran dapat
Limau
purut di tepi rawa
Sakit
perut sebab tertawa
Sudah
gaharu cendana pula
sudah
tahu bertanya pula
kura-kura
dalam perahu
pura-pura
tidak tahu
gelatik
di pohon jati
cantik
itu yang baik hati
gelatik
mematuk ubi
cantik
itu yang berbudi
gelatik
dalam rumah
cantik
itu yang ramah
gelatik
hinggap di salak
cantik
itu karena akhlak
gelatik
mematuk polong
cantik
itu suka menolong
gelatik
burung kicauan
cantik
itu karna beriman
gelatik
di pohon lada
cantik
itu berlapang dada
gelatik
terbang ke awan
cantik
itu karena dermawan
gelatik
main di batu
cantik
itu kalau membantu
Pantun
Kilat tema IMAN
ada
jelaga di kereta
mata
terjaga hati tertata
buahnya
ranum kulitnya luka
bibir
tersenyum banyak yang suka
tari
saman indah gerakannya
tanda
iman lapang dadanya
indah
delman sunda kelapa
tanda
iman berbakti ke ibu bapak
indah
taman makan tajin
tanda
iman kerjanya rajin
indahnya
taman waktu temaram
tanda
iman hidupnya tentram
indahnya
taman di malangbong
tanda
iman orangnya tak sombong
indahnya
taman di kedah
tanda
iman, orangnya merendah
indahnya
taman tumbuh jati
tanda
iman, tepati janji
indahnya
taman di Lima Kelok
tanda
iman, perangainya elok
indahnya
taman di Bengkalis
tanda
iman, mukanya manis
indahnya
taman, duduk di papan
tanda
iman, lakunya sopan
indahnya
taman alangkah sejuknya
yang
beriman ada akidahnya
mintalah
obat pada kerabat
ikutlah
nasehat agar selamat
ikan
toman dalam sulaman
ikuti
pedoman agar hidupmu aman
perahu
layang tenggelam karam
dengan
sembahyang hatimu tentram
Buah
kueni dimakan hewan
Dunia
ini bukan tujuan
Talang
Betutu tempatnya padi
Akhirat
itu negeri abadi
Bunga
ditata di atas meja
Hidup
kita sementara saja
Gabah
itu bahan makanan
Ibadah
itu menyejukan
Obor
itu untuk dinyalakan
Sabar
itu tak terkalahkan
Panah
adalah senjata mati
Qonaah
adalah kekayaan sejati
Di
ayunan meminum suji
keberanian
adalah akhlak terpuji
Gula
merah lagi diparut
nafsu
amarah jangan diturut
Kue
apem di tangan penari
Hati
adem wajahnya berseri
Ayun-ayunan
sambil makan
Lantunan
Quran menakjubkan
PUJIAN
Sudah
jelatik tupai pula
Sudah
cantik pandai pula
Ke
siantar dengan teruna
Sudah
pintar parasnya arjuna
Naik
sampan ke sebatik
Sudah
tampan orangnya simpatik
EmoticonEmoticon